Sejarah Perguruan Pencak Silat Kuntu Mancilan Khas Pasuruan


LOGO PENCAK SILAT KUNTU MANCILAN PASURUAN



Baca juga

Sejarah Pencak Silat Kuntu Mancilan Khas Pasuruan

Pencak silat kuntu Mancilan didirikan oleh Mbah Hasan Wiroi di Desa Mancilan kota Pasuruan. Namun ketika mbah Hasan Wiroi telah meninggal beliau mewariskan kepada Abdur Rahman dan dilanjutkan oleh Abdul Faqih. Abdul Faqih mempunyai 2 anak yang bernama Drs. Khotib dan Drs. Kholil yang merupakan seorang pendekar. Seiring waktu berjalan Abdul Faqih wafat dan kedudukannya sebagai pemimpin Pencak Silat Kuntu Mancilan diberikan kepada Drs. Khotib bersama dengan Ibu Khoiriah. Sejak saat itulah perguruan mancilan bertambah kuat serta banyak anak didik dari berbagai daerah yang berguru disana, mulai dari anak – anak yang memakan bangku taman kanak – kanak hingga para remaja yang sangat antusias dalam mempelajari ilmu beladiri tersebut. Naungan melodi dari gendang seakan memaksa sang pendekar untuk segera menunjukkan lika – liku gerakan lenturnya, mulai dari ekspresi muka, ketegapan tangan saat mempratikka kuda – kuda, hingga hentakan jejak kaki yang telah mereka kuasai. Sesekali tepuk tangan dan teriakan para penonton membuat aksi mereka bertambah tegang dan asyik.




Pasuruan Kota Madinah. Salah satu warisan budaya di Kota Pasuruan yang hingga kini tetap lestari adalah Perguruan Pencak Kuntu Mancilan. Pencak Silat tersebut sudah dua abad berdiri di Desa Mancilan, Kelurahan Pohjentrek, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan.

Menurut Nuril Hidayati (50) yang merupakan penerus Pencak Silat Mancilan, Pencak Silat tersebut didirikan oleh Mbah Hasan Wiroi sejak Tahun 1817.

Mbah Hasan sendiri merupakan keturunan dari Mbah Slaga yang jika diruntut garis keturunannya sampai ke Sultan Hasanuddin hingga Sunan Gunung Jati.

Sepeninggal Mbah Hasan, Pencak Kuntu diteruskan oleh Mbah Abdurrahman, lalu diteruskan ke Mbah Fakih dan kemudian diteruskan Mbah M. Kholil.

Arti nama Kuntu sendiri lanjutnya, adalah bangkit, “Artinya bangkit, membangun. Pemuda harus bangkit dan memberi prestasi,” papar Nuril anak pertama dari Mbah M.Kholil.

Sampai saat ini, anak didiknya terus bertambah dan terus menorehkan juara di berbagai ajang pertandingan Pencak Silat, “Sekarang ada sekitar 50 anak yang berlatih disini. Kemarin sempat meraih juara dua dikejuaraan Provinsi Jatim,” akunya.


Pencak Kuntu sendiri sempat pecah menjadi dua, yakni Persatuan Pencak Pusaka Mancilan disebut pencak timur yang dipimpin Mbah Fakih dan Pencak Untung Suropati Mancilan disebut pencak barat dipimpin Mbah Malik.

Sepeninggal Mbah Fakih dan Mbah Malik, murid dari kedua perguruan sepakat kembali bersatu membentuk Perguruan Pencak Silat Kuntu Mancilan Pasuruan.

“Bersatunya di Tahun 1985, tepatnya tanggal 27 Januari. Sampai saat ini Pencak Mancilan punya 16 rantinng yang tersebar di Kota dan Kabupaten Pasuruan hingga satu ranting di Bali,” tutupnya.

Pencak silat Kuntu Mancilan merupakan seni bela diri yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda di kota Pasuruan. Padepokan pencak silat kuntu ini sendiri berlokasi di pedukuhan Mancilan, Kelurahan/Kecamatan Pohjentrek.

Pencak silat kuntu terus berkembang dan telah menghasilkan banyak pesilat yang memiliki gerakan yang indah dan sebagai pertahanan diri.



Kuntu memiliki arti sebagai "Bangkitlah". Maksudnya meminta bangkit masyarakat pada zaman penjajahan untuk melawan Belanda.

Gerakan pencak silat ini tidak berubah dan diturunkan secara terus menerus antar generasi hingga sampai sekarang.

Saat ini perkembangan nya dimudahkan dengan adanya esktrakurikuler pencak silat di setiap sekolah baik SD maupun SMP. Untuk generasi muda lebih diberikan pada gerakan yang mengedepankan kekuatan fisik.

Awal mula pencak silat Kuntu ini sendiri memiliki cerita turun temurun. Diceritakan pada zaman dahulu, ada seorang pria yang masuk ke wilayah Mancilan.

Namun pria tersebut dilarang masyarakat sekitar. Sebab Mancilan saat itu masih hutan belantara yang dipenuhi oleh hewan buas. Pria ini tidak menggubris larangan masyarakat waktu itu dan tetap mencoba memasuki wilayah Mancilan.


Ternyata setelah beberapa hari, pria ini kembali dari hutan belantara itu dengan selamat. Bahkan ia pun dapat menceritakan pengalamannya kepada masyarakat sekitar.

Atas keberhasilannya ini ia pun dibawa ke pendopo dan diberi hadiah tanah oleh kepala desa saat itu. la lantas mendirikan rumah dan berkeluarga di Mancilan hingga meneruskan keturunannya.

Pada zaman penjajahan Belanda, di Mancilan ini terdapat dua pondok pesantren. Pondok di sebelah barat dipimpin oleh Kyai Ma'ruf sementara di sebelah timur dipimpin oleh Kyai Manaf. Semakin lama kedua pondok.

"Jika ada kesalahan penulisan di nama Perguruan Pencak Silat dan tahun berdirinya, silahkan komentar di bawah ini atau kirim email kepada kami, kami akan segera mungkin akan meralat postingan ini."



Sumber : pasuruankota.go.id

Post a Comment

Cookie Consent
Kami menyajikan cookie di situs ini untuk menganalisis lalu lintas, mengingat preferensi Anda, dan mengoptimalkan pengalaman Anda.
Oops!
Sepertinya ada yang salah dengan koneksi internet Anda. Silakan sambungkan ke internet dan mulai menjelajah lagi.
AdBlock Detected!
Kami telah mendeteksi bahwa Anda menggunakan pemblokiran iklan di browser Anda. Silahkan di nonaktifkan Adsblock-NYA!
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.