Soal Jawaban Terbaru SESI 7 - TUGAS TUTORIAL 3 Strategi Pembelajaran di SD - Universitas Terbuka Malang

Soal Jawaban Terbaru SESI 7 - TUGAS TUTORIAL 3 Strategi Pembelajaran di SD - Universitas Terbuka Malang



SESI 7 - TUGAS TUTORIAL 3
Soal Jawaban Terbaru Strategi Pembelajaran di SD - Universitas Terbuka Malang

Baca juga


Nama     : Mukhammad Nur Arifin
NIM        : 858851383

 

Uraian Tugas :

  1. Pengelolaan kelas dalam proses pembelajaran sangatlah penting, mengapa demikian? Jelaskan!
  2. Buatlah skema tentang faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kelas, serta berilah penjelasan singkat dari skema yang saudara buat.
  3. Apa yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran yang efektif ? sebutkan beberapa contohnya (minim 2), dan jelaskan maksud salah satu dari contoh yang saudara sebutkan.

 

Jawab :

1.     Dalam uraian sebelumnya telah disampaikan bahwa pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran dan pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk menciptakan kondisi kelas yang memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan kelas yang efektif merupakan salah satu aspek penting dalam proses pembelajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat terciptanya pembelajaran yang efektif.

Mungkinkah seorang siswa dapat belajar dengan baik apabila ia merasa bahwa dirinya belum dapat diterima oleh teman-teman di kelasnya? Tentu saja jawabannya, tidak! Seseorang akan dapat belajar dengan baik apabila ia merasa telah diterima oleh teman-temannya di kelas sehingga ia merasa aman untuk ikut berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu tugas guru dalam membantu siswa belajar ialah menciptakan situasi kelas yang hangat, aman, dan sehat. Situasi kelas yang penuh keakraban akan memberikan rasa aman dan kebebasan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Dalam situasi belajar yang seperti inilah tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan guru akan dapat dicapai siswa.

 

2.     Skema tentang faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kelas :

a.     Faktor Fisik.

Disiplin kelas dilandasi oleh adanya interaksi guru-siswa dalam konteks (hubungan) kelas maka faktor fisik yang mempengaruhi disiplin kelas juga mencakup guru, siswa, dan ruang kelas.

1)    Kondisi fisik guru, antara lain tampak dalam penampilannya, akan mempengaruhi ketaatan siswa pada aturan. Guru yang penampilannya rapi, sehat, dan tampak bersemangat akan lebih mudah mengatur siswanya daripada guru yang tampak lusuh dan lesu.

2)    Kondisi fisik siswa yang prima, seperti tampak pada penampilannya serta panca indra yang sehat akan mempengaruhi ketaatan siswa pada aturan. Siswa yang sakit atau yang kelaparan atau yang indranya tidak berfungsi dengan sempurna akan sulit memusatkan perhatian pada pelajaran. Sebagai akibatnya, ia akan melakukan hal-hal yang dianggap menyimpang seperti tidur, bermain-main atau mengganggu temannya.

3)    Kondisi fisik ruangan kelas, yang mencakup keamanan dan susunan peralatan, serta cara penggunaan alat-alat pelajaran juga mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa. Kelas yang berantakan atau yang kondisinya sudah rusak sehingga dapat membahayakan siswa akan dapat mengurangi ketaatan siswa pada aturan. Demikian pula cara penggunaan alat yang tidak tepat, misalnya menghalangi pandangan siswa, akan mendorong siswa melanggar aturan.

Contohnya, alat peraga yang Anda gunakan terlampau kecil, dan alat tersebut Anda pegang sendiri di depan kelas, siswa yang duduk di barisan tengah atau belakang akan berdiri, bergerak ke depan, dan akhirnya berkerumun di depan kelas. Demikian juga kalau tempat duduk diatur secara kelompok sehingga siswa duduk melingkar, sedangkan guru memberi penjelasan di depan kelas, kemungkinan terjadinya pelanggaran akan terbuka.

b.     Faktor Sosial

Di depan telah diungkapkan bahwa kelas merupakan masyarakat kecil tempat para siswa dan guru bergaul atau bersosialisasi. Hubungan antara guru-siswa dan tentunya siswa dengan siswa terjadi di dalam kelas. Kualitas interaksi sosial ini, yaitu kualitas hubungan guru-siswa-siswa juga dapat mempengaruhi disiplin kelas. Hubungan yang akrab dan sehat, saling mempercayai akan mampu meningkatkan disiplin kelas. Sebaliknya, hubungan yang tidak akrab, tidak sehat (misalnya munculnya rasa iri, cemburu), serta saling mencurigai akan mengurangi ketaatan siswa pada aturan kelas. Di samping interaksi sosial guru-siswa-siswa, latar belakang sosial siswa, yaitu lingkungan dan orang-orang yang berada di sekitar siswa juga mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa.

Contohnya, Siswa yang berasal dari desa mungkin akan lebih patuh dibandingkan siswa yang berasal dari kota. Siswa yang berasal dari keluarga yang hidup secara teratur, akan lebih mudah mengikuti aturan di kelas daripada siswa yang berasal dari keluarga yang berantakan. Demikian pula siswa yang berasal dari golongan masyarakat tertentu mungkin lebih mudah diatur dibandingkan dengan yang berasal dari golongan masyarakat lain.

c.     Faktor Psikologis

Faktor psikologis atau kejiwaan juga dianggap sangat berpengaruh pada tingkat kedisiplinan siswa. Faktor psikologis mencakup, antara lain perasaan (seperti sedih, senang, marah, bosan, benci, dan sebagainya), dan kebutuhan (seperti keinginan untuk dihargai, diakui, dan disayangi). Siswa yang merasa sedih, marah atau bosan, mungkin akan berbeda tingkat kepatuhannya dibandingkan dengan mereka yang sedang bergembira. Rasa kecewa karena berbagai hal, baik yang terjadi di rumah maupun di sekolah akan mempengaruhi disiplin.

Contohnya, seorang siswa mogok, tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan. Setelah dilacak secara hati-hati, ternyata siswa tersebut dalam keadaan tertekan karena dimarahi oleh ayahnya.

Demikian pula rasa puas, terpenuhinya keinginan untuk dihargai dapat mempengaruhi disiplin. Siswa yang puas akan hasil pekerjaannya, lebih-lebih jika mendapat penghargaan, demikian pula siswa yang merasa disayangi oleh guru akan menunjukkan tingkat disiplin yang tinggi.

 

3.     Pendekatan pembelajaran yang efektif :

Pendekatan pembelajaran yang efektif adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada pebelajar. Pada saat ini telah ada perubahan paradigma dalam pembelajaran, yaitu pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru, melainkan berpusat pada pebelajar.

2 Contoh diantaranya :

a.     Belajar Mandiri (Independent Learning)

1)    Belajar aktif

Belajar mandiri apabila dirancang secara tepat, meningkatkan pendekatan yang lebih aktif dalam belajar. Pebelajar mengadopsi pendekatan ini dengan lebih dalam, lebih memahami materi dari pada mengingat kembali apa yang dipelajari. Pebelajar meningkat dalam kemampuan berpikir dan tidak sekadar mengingat apa yang dipelajari.

2)    Kebutuhan individual pebelajar

Pebelajar bukan suatu kelompok yang homogen. Pembelajar memiliki cara- cara yang berbeda. Adopsi pendekatan belajar mandiri meningkatkan kebutuhan tersebut untuk dikenal dan mengikuti keinginan pebelajar dalam hal penguasaan materi, strategi belajar, dan kemampuan belajar. Pebelajar dapat memilih metode belajar atau pendekatan yang dirasa terbaik baginya. Pebelajar dapat membaca bahan secara cepat, apabila telah memahaminya dan membutuhkan waktu yang lebih banyak apabila sesuatu itu baru atau yang menantangnya. Dalam pencapaian belajar, pebelajar bekerja dengan sumber-sumber bahan yang sesuai sampai mencapai tingkat penguasaan tertentu.

3)    Motivasi pebelajar

Belajar mandiri menjadikan pebelajar lebih bertanggung jawab atas kegiatan belajarnya dan berpartisipasi lebih besar dalam proses belajar. Hal ini mengajar pebelajar untuk memilih taraf studi yang sesuai. Dengan demikian, pebelajar akan merasa memiliki kegiatan belajar tersebut dan berpengaruh positif terhadap motivasi belajar.

 

b.     Pembelajaran Terpadu (Integrated Learning)

1)    Penguasaan perubahan pengetahuan

Keterpaduan memungkinkan kurikulum diorganisasikan sekitar konsep-konsep dan prinsip-prinsip kunci, serta meningkatkan taraf berpikir yang lebih tinggi. Jika kurikulum yang bermuatan banyak sering disoroti karena beban berat yang faktual, keterpaduan ini memungkinkan pebelajar memfokuskan pada prinsip-prinsip dasar dari berbagai pengetahuan sehingga belajar akan bermakna dan kurikulum tidak lagi bermuatan berat.

2)    Menghadapi pengetahuan yang telah berlalu

Apabila pengetahuan menjadi kadaluwarsa, tidak merupakan struktur kognitif dasar yang dapat dikecam, tetapi isinya faktual. Misalnya, pemahaman tentang teori libido dari Freud. Teori Freud ini sudah lama sekali, namun sampai saat ini diakui ada sisi kebenarannya. Pemecahan beberapa kasus kelainan psikologis, sering dikaitkan dengan teori itu.

3)    Memahami pengetahuan

Keterkaitan bidang pengetahuan yang berbeda dapat menjadi sukar bagi pembelajar dan secara tradisional diasumsikan dapat dilakukan dengan cara yang khusus. Penguasaan dari satu mata pelajaran ke mata pelajaran lain, memberikan perspektif pengetahuan yang berbeda, dan belajar menjadi terpisah-pisah, apabila mata- mata pelajaran memiliki status yang berbeda-beda.

Terimakasih.


Untuk kali ini Pihak Tutor memberikan instruksi tulis tangan, berikut File Scan .pdf:



Penulis : Mukhammad Nur Arifin, S.E., S.Pd.SD.


"Jika ada kesalahan penulisan nama, pengertian, penjelasan, dan sebagainya, silahkan komentar di bawah ini atau kirim email kepada kami, kami akan segera mungkin akan meralat postingan ini."


Post a Comment

Cookie Consent
Kami menyajikan cookie di situs ini untuk menganalisis lalu lintas, mengingat preferensi Anda, dan mengoptimalkan pengalaman Anda.
Oops!
Sepertinya ada yang salah dengan koneksi internet Anda. Silakan sambungkan ke internet dan mulai menjelajah lagi.
AdBlock Detected!
Kami telah mendeteksi bahwa Anda menggunakan pemblokiran iklan di browser Anda. Silahkan di nonaktifkan Adsblock-NYA!
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.